METODE TSUKAMOTO
Pada metode ini, setiap konsekuen pada aturan yang berbentuk IF-THEN
harus direpresentasikan dengan suatu himpunan fuzzy dengan fungsi keanggotaan
yang monoton. Sebagai hasilnya, output hasil inferensi dari tiap-tiap aturan
diberikan secara tegas (crisp)
berdasarkan α-predikat (fire strength).
Hasil akhirnya diperoleh dengan menggunakan rata-rata terbobot.
Contoh studi kasus.
Suatu perusahaan makanan kaleng akan
memproduksi makanan jenis ABC. Data 1 bulan terakhir, permintaan terbesar mencapai 5000 kemasan/hari, dan permintaan
terkecil mencapai 1000 kemasan/hari. Persediaan
barang di gudang terbanyak mencapai 600 kemasan/hari, dan terkecil pernah
mencapai 100 kemasan/hari. Dengan segala keterbatasannya, sampai saat ini,
perusahaan baru mampu memproduksi
barang maksimum 7000 kemasan/hari, untuk efisiensi mesin dan SDM tiap hari
diharapkan perusahaan memproduksi paling tidak 2000 kemasan.
Berapa kemasan makanan jenis ABC yang harus
diproduksi, jika jumlah permintaan sebanyak 4000 kemasan, dan persediaan di
gudang masih 300 kemasan, apabila proses produksi perusahaan tersebut
menggunakan 4 aturan sebagai berikut.
[R1]
IF Permintaan TURUN And Persediaan BANYAK
THEN Produksi barang BERKURANG;
[R2]
IF Permintaan TURUN And Persediaan SEDIKIT
THEN Produksi barang BERKURANG;
[R3]
IF Permintaan NAIK And Persediaan BANYAK
THEN Produksi barang BERTAMBAH;
[R4]
IF Permintaan NAIK And Persediaan SEDIKIT
THEN Produksi barang BERTAMBAH;
Tidak ada komentar:
Posting Komentar